Diskusi Pemanfaatan Komponen Alami dalam Kimia Hijau: Visiting Prof. Dr. Robijaona Baholy dari Universitas Antananarivo, Madagascar, Afrika ke FMIPA UNY

Departemen Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengadakan diskusi inspiratif dengan Visiting Profesor Dr. Robijaona Baholy dari Universitas Antananarivo, Madagascar. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan kimia melalui pemahaman tentang pemanfaatan komponen alami dalam praktik kimia hijau. Dr. Baholy, yang merupakan pakar dalam bidang kimia hijau, membagikan pengetahuannya mengenai pentingnya keberlanjutan dan penggunaan sumber daya alam dalam pengembangan bahan kimia yang ramah lingkungan.

Kegiatan ini dihadiri oleh dosen dan mahasiswa, yang sangat antusias mengikuti diskusi. Kegiatan ini dilakukan pada hari Senin (21/10/2024) di Ruang Sidang 3 FMIPA UNY. Banyak peserta yang aktif bertanya dan berdiskusi mengenai penerapan konsep kimia hijau dalam konteks lokal, serta bagaimana memanfaatkan komponen alami untuk menciptakan solusi berkelanjutan.

Pemilihan bahan dan komponen ini menjadi penting, karena tidak hanya memperhatikan kelestarian lingkungan tetapi juga keanekaragaman hewan. Syarat bahan yang digunakan salah satunya yaitu tidak berahaya bagi lingkungan, dan hewan. Selain itu, produk yang dihasilkan juga renewable (dapat didaur ulang). Contohnya, produk industri yang memanfaatkan bahan alami sepetti citrus, tamarin. Citrus dapat diekstrak dari produk buatan, tetapi lebih baik dan lebih berguna jika menggunakan bahan alami yang berasal dari tumbuhan.

Diskusi ini juga membahas topik yang popular pada kimia hijau, yang bisa digunakan dalam penelitian. Beberapa topik popular dan penting saat ini yaitu kosmetik tradisional. Pada kosmetik tradisional biasanya digunakan komponen atau bahan alami, yaitu centella acciantica (pegagan), aloe vera (lidah buaya), ketimun, dan wortel, yang bisa digunakan untuk skincare. Para mahasiswa dapat menggunakan beberapa bahan tersebut sebagai topik pada penelitiannya, atau menggunakan bahan lain. Hal ini karena negara Indonesia punya banyak sumber yang dapat digali.

Di Indonesia juga memperhatikan isu negatif terkait komponen yang digunakan dalam kosmetik. Ditambah bahan kimia yang ditambahkan dan dicampur di dalamnya. Penambahan tersebut dikarenakan bahan kimia mengandung komponen mineral, sehingga dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.

Prof. Dr. Robijaona Baholy mengatakan bahwa ia melakukan proyek penelitian terkait Cinnamon (Kayu Manis), Melaleuca leucadendra (Kayu Putih), Cymbopogon nardus L. (Sereh Wangi), Zingiber officinale (Ginger), and Curcuma. Hal ini dikarenakan, di Afrika tidak memiliki sumber kayu putih, tetapi Aloe Barberea.  yang digunakan pada esensial oil, dan skincare.

Namun, ekstraksi dari bahan alami tersebut menghasilkan sampah. Pengelolaan sampah perlu dilakukan, seperti membuat menjadi kompos. Meskipun demikian, mahasiswa selayaknya dapat mengembangkan komponen kompos yang berkualitas tinggi (misalnya kompos yang mengandung karbon yang tinggi). Jadi, harapannya dapat digunakan untuk tanaman, dan memberikan manfaat agar tanaman tumbuh lebih baik.

Acara ini tidak hanya memperkaya wawasan para mahasiswa, tetapi juga memperkuat kerjasama internasional dalam pendidikan kimia. Harapannya, kolaborasi ini dapat berlanjut untuk menciptakan inovasi dan peningkatan kualitas pendidikan yang lebih baik di masa depan.

Semoga melalui diskusi ini dapat memberikan pengetahuan baru dan memberikan rekomendasi untuk memunculkan ide-ide baru bagi penelitian pengembangan mahasiswa. Tidak hanya sekedar menghasilkan produk kimia yang berkualitas, tetapi juga ramah lingkungan selaras dengan tujuan kimia hijau. (ratna/witono).